Validasi metoda
analisis
adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan
percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi
persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang harus
dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan didefinisikan
sebagaimana cara penentuannya (Harmita, 2004).
Kecermatan (accuracy)
Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah
ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar
analit yang sebenarnya. Kecermatan
dinyatakan sebagai persen perolehan kembali
(recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method) (Harmita,
2004).
Dalam metode simulasi,
sejumlah analit
bahan murni (senyawa pembanding kimia CRM atau SRM) ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo) lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya
dibandingkan dengan kadar analit yang
ditambahkan (kadar yang sebenarnya). Dalam
metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa
ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan
dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan). Dalam kedua metode
tersebut, persen peroleh kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang
diperoleh dengan hasil yang sebenarnya (Harmita, 2004).
Presisi
Presisi merupakan derajat kesesuaian
antara hasil pengukuran yang diterapkan berulang kali pada sejumlah sampling
yang diambil dari sampel homogen dalam kondisi yang ditentukan. Sebagai
parameter digunakan deviasi standar atau deviasi standar relatif (RSD) (Ermer,
2005). Presisi merupakan parameter penting terutama untuk mengetahui
homogenitas suatu produk (Moffat dkk, 2011).
Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau
spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan
seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel.
Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree
of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan
yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing
lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung
bahan lain yang ditambahkan (Harmita, 2004).
Batas
Deteksi / Batas Kuantifikasi
Batas deteksi dinyatakan sebagai
batas terendah analit dalam sampel yang dapat terdeteksi oleh sistem HPLC akan
tetapi belum dinyatakan sebagai nilai tepat. Batas deteksi sering
dinyatakan sebagai tiga kali standar deviasi relatif pada metode (Moffat dkk,
2011).
Batas Kuantifikasi adalah
konsentrasi terendah dari suatu analit dalam sampel yang dapat ditentukan
(secara kuantitatif) dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi
operasional metode
yang digunakan (Swartz, 2006). Batas kuantifikasi sering dinyatakan sebagai 10
kali standar deviasi relatif pada metode (Moffat dkk, 2011).
Linieritas
Linieritas adalah kemampuan suatu metode untuk
memperoleh hasil tes yang secara langsung sebanding dengan konsentrasi analit
dalam kisaran tertentu
(Swartz, 2006). Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva
kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x) (Gandjar dan Rohman, 2008). Suatu data dapat dianalisis
secara statistik dengan regresi linier. Penetapan respon linieritas merupakan
kriteria yang penting bagi seluruh metode analisis (Moffat dkk, 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar