Sadar atau tidak, kita
sering bertanding memperlombakan penderitaan.. Ketika seorang teman mengisahkan
alangkah menyakitkannya suatu peristiwa, kita mencari-cari bagian hidup kita
yang yang lebih mengenaskan daripada ceritanya..yang lebih menyedihkan…Seolah-olah..nestapa
sang teman serasa tak ada nilainya.
Pernahkah Anda
merasa???
Saat seorang teman
bercerita bahwa pesawatnya ditunda dua jam, kita segera menyahut bahwa kita
pernah terlantar empat jam menanti penerbangan. Saat orang lain berkata
alangkah repotnya beraktifitas sebab menunggu pulihnya lengan yang patah, kita
dengan menggebu menceritakan betapa lebih menderitanya jika kaki yang mengalami
fraktur. Atau…saat mereka berkisah tentang perihnya…pedihnya…sulitnya…suatu
hal, kita dengan segera menjawab seperti halnya ingin bercerita bahwa tiap hal
yang mereka alami tidaklah sebanding dengan apa yang pernah kita rasakan.. (astagfirullah)
“Kita, jika demikian,”
ujar Dale Carnegie dalam The 5 Essential
People Skills, “Sedang bermain
menang-menangan yang hasilnya adalah saling menyakiti.” Bukankah akan lebih
baik jika kita mencoba memahami?? Memberi solusi bahkan menguatkan??
Maka langkah penting
lain dalam memahami mereka yang mungkin saja hidup dalam ukuran-ukuran berbeda
adalah memeriksa kembali sikap kita. Apakah kita masih mempertandingkan derita
atau memperlombakan lara sekedar untuk membuat lawan bicara kita semakin
terluka? Atau ketika saudara tercinta menangis menceritakan dukanya, kita telah
mampu berbagi air mata disertai senyum yang menguatkan?
Berbahagialah mereka
yang memiliki sikap terbaik dan mari kita fahami sekali lagi bahwa
ukuran-ukuran kita tidaklah sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar