Senin, 07 Mei 2012

Validasi Metode Analisis



Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya (Harmita, 2004).

 Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked-placebo recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method) (Harmita, 2004).
Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni (senyawa pembanding kimia CRM atau SRM) ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo) lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya). Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya (hasil yang diharapkan). Dalam kedua metode tersebut, persen peroleh kembali dinyatakan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dengan hasil yang sebenarnya (Harmita, 2004).

Presisi
Presisi merupakan derajat kesesuaian antara hasil pengukuran yang diterapkan berulang kali pada sejumlah sampling yang diambil dari sampel homogen dalam kondisi yang ditentukan. Sebagai parameter digunakan deviasi standar atau deviasi standar relatif (RSD) (Ermer, 2005). Presisi merupakan parameter penting terutama untuk mengetahui homogenitas suatu produk (Moffat dkk, 2011).

Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan (degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan (Harmita, 2004).

Batas Deteksi / Batas Kuantifikasi
Batas deteksi dinyatakan sebagai batas terendah analit dalam sampel yang dapat terdeteksi oleh sistem HPLC akan tetapi belum dinyatakan sebagai nilai tepat.  Batas deteksi sering dinyatakan sebagai tiga kali standar deviasi relatif pada metode (Moffat dkk, 2011).
Batas Kuantifikasi adalah konsentrasi terendah dari suatu analit dalam sampel yang dapat ditentukan (secara kuantitatif) dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan (Swartz, 2006). Batas kuantifikasi sering dinyatakan sebagai 10 kali standar deviasi relatif pada metode (Moffat dkk, 2011).

Linieritas
Linieritas adalah kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil tes yang secara langsung sebanding dengan konsentrasi analit dalam kisaran tertentu (Swartz, 2006). Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x) (Gandjar dan Rohman, 2008). Suatu data dapat dianalisis secara statistik dengan regresi linier. Penetapan respon linieritas merupakan kriteria yang penting bagi seluruh metode analisis (Moffat dkk, 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar