Senin, 28 Mei 2012

Cuap-Cuap Sore


“Masih banyak kaum muslimin yang masih mencontoh ahlul kitab dalam tata cara beribadah, seperti beribadah dengan musik dan nyanyian”

Tanpa sengaja saya membaca kalimat itu di salah satu sampul belakang sebuah buku. Sayangnya, saya lupa judul buku tersebut.
Musik dan nyanyian memang sangat lah menggoda.. jujur.. hingga detik ini saya masih sangat menyukai yang namanya musik dan itu di dukung dengan hobi saya yang senang bernyanyi.

Akan tetapi, sejak mengetahui beberapa pandangan ulama tentang musik dan nyanyian.. sedikit demi sedikit saya membatasi. Mohon doanya semoga kelak hanya shalawat nabi yang menjadi satu-satunya senandung yang saya punya.

Kembali ke kalimat awal...
Awalnya saya tidak begitu mengerti dengan kalimat di atas.. namun, tiba-tiba saya teringat dengan beberapa quote tentang seseorang yang sangat menyukai musik dan nyanyian. Misalnya, bernyanyi dengan alasan ingin mendapat ridha Allah, caranya, mereka menyanyikan lagu-lagu yang mereka anggap adalah lagu islami. Dengan demikian, mereka berharap akan adanya pahala atas kebiasaan tersebut yang menurut mereka adalah baik-daripada menyanyikan lagu yang non_islami-begitu alasan mereka.

Pernahkah kita menyadari ternyata nyanyian memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kepribadian seseorang..terhadap pola pikir seseorang. Tak jarang seseorang menjadi tersedu-sedu saat mendengar lagu sedih.. suasana hati pun menjadi terbawa-bawa. Dan ketika nyanyian yang dilantunkan berisi tentang suka cita, kita pun larut dalam kegembiraan. Itu lah yang menjadikan alasan kepada beberapa ulama tidak memperbolehkan bentuk musik dan nyanyian*).

Banyak orang yang berbicara tentang nyanyian dengan panjang lebar. Ada yang mengharamkannya, ada pula yang membolehkannya tanpa larangan sedikitpun, ada juga yang memakruhkannya, namun masih membolehkannya. Disini, kita harus melihat terlebih dahulu substansi dari nyanyian, barulah kita kenakan hukum mana yang haram, makruh, atau yang lainnya.

Yang menjadi pertanyaan saya hari ini adalah:
kita sama-sama tau bahwa Al-Qur’an itu jauh lebih mulia dari nyanyian, tapi kenapa orang-orang sulit berkumpul untuk mendengarkan seorang qari’(ah) membaca Al-Qur’an??-jika dibandingkan dengan berkumpulnya orang-orang saat mendengarkan konser musik bahkan musik islami sekalipun. Bukankah jauh lebih utama mendengarkan isi Al-Qur’an??

Allah…Allah…Allah.. ampuni kami ya Allah..

Ket: *dalam buku “Siapa Bilang Musik Haram?”

Senin, 07 Mei 2012

Validasi Metode Analisis



Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya (Harmita, 2004).

Selasa, 01 Mei 2012

HPLC


High Performance Liquid Chromatograpy (HPLC)
High Performance Liquid Chromatography atau HPLC atau biasa juga disebut dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah bidang, antara lain: farmasi, lingkungan, bioteknologi, polimer, dan industri-industri makanan. Kegunaan umum HPLC antara lain: pemisahan sejumlah senyawa organik, anorganik, maupun senyawa biologis; analisis ketidakmurnian (impurities); analisis senyawa-senyawa tidak mudah menguap (non-volatil); penentuan molekul-molekul netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian senyawa; pemisahan senyawa-senyawa dalam jumlah sekelumit (trace elements), dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri (Gandjar dan Rohman, 2008). Metode HPLC mempunyai kemajuan dalam teknologi kolom, sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sensitif. Dengan teknologi ini, kromatografi cair dapat menghasilkan pemisahan yang cepat dalam banyak hal, dengan keunggulan zat-zat yang tidak menguap atau tidak tahan panas dapat dikromatografi tanpa penguraian atau tanpa perlu membuat derivat yang dapat menguap (Depkes RI, 1995).

Karena "Ukuran" Kita Tidaklah Sama


Sadar atau tidak, kita sering bertanding memperlombakan penderitaan.. Ketika seorang teman mengisahkan alangkah menyakitkannya suatu peristiwa, kita mencari-cari bagian hidup kita yang yang lebih mengenaskan daripada ceritanya..yang lebih menyedihkan…Seolah-olah..nestapa sang teman serasa tak ada nilainya.
Lho kok bisa?? Nggak percaya?? Yuk kita bahas satu persatu…